FIFA bakal memberlakukan aturan baru mengenai skuad tim dan pergantian pemain di piala dunia 2022 mendatang.
Qatar 2022 bakal menjadi saksi bagi munculnya aturan baru perihal jumlah skuad tim selama turnamen dan pergantian pemain di putaran final nanti. Baru-baru ini FIFA telah mendapat persetujuan dari IFAB (International Football Association Board) atau Asosiasi Dewan Sepakbola Internasional untuk melakukan perubahan aturan tentang kedua hal tersebut.
Mengenai jumlah skuad, FIFA telah mengizinkan setiap tim untuk memanggil 26 pemain untuk skuad piala dunia nanti, dari 23 pemain sebelumnya. Sedangkan untuk pergantian pemain, organisasi tertinggi sepakbola dunia tersebut telah memberi lampu hijau untuk melakukan bukan hanya tiga, melainkan hingga lima pergantian pemain seperti yang telah terjadi diterapkan di kompetisi Eropa selama ini. Perubahan aturan ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahaya COVID-19 yang masih ada dan menghindari pemain dari kelelahan yang dapat berpengaruh pada perjalanan tim di putaran final nanti.
JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88
Sejarah tentang Perubahan Jumlah Skuad Piala Dunia
Dalam sejarah penyelenggaraan piala dunia, jumlah pemain yang dibawa dalam skuad untuk berlaga di putaran final mengalami perubahan beberapa kali. Fakta menariknya, standarisasi jumlah skuad baru diberlakukan di piala dunia 1954, atau edisi kelima, dimana setiap tim diharuskan membawa 22 pemain dalam skuadnya. Di empat edisi sebelumnya, hal itu belum dijadikan peraturan. Meksipun rata-rata tim membawa 22 pemain dalam skuad, beberapa tim seperti Kuba di edisi 1938 atau Argentina dan Brasil di edisi 1934 hanya membawa pemain kurang dari jumlah tersebut.
Perubahan selanjutnya baru terjadi 20 tahun lalu saat piala dunia pertama di era millenium digelar pertama kali di Asia. Di Jepang-Korea 2002, FIFA memutuskan menambah jumlah pemain dalam skuad untuk putaran final menjadi 23 pemain. Aturan tersebut berlanjut hingga Rusia 2018 yang lalu.
Penambahan jumlah pemain dalam skuad menjadi ini sejatinya sudah diterapkan di dua turnamen mayor sebelumnya, yaitu Piala Eropa 2020 dan Copa America 2021. EURO 2020 yang juga digelar tahun lalu karena pandemi telah memperbolehkan setiap tim untuk membawa 26 pemain dalam skuad, sedangkan di Copa America 2021, CONMEBOL malah mengizinkan tiap kontestan untuk membawa 28 pemain kedalam skuad. Pasang taruhan anda untuk laga-laga di Piala Dunia 2022 di 188BET link alternatif.
Sejarah Pergantian Pemain di Piala Dunia
Sementara itu untuk peraturan pergantian pemain di piala dunia baru pertama kali diberlakukan di Meksiko 1970, meski sudah menjadi bagian dari aturan pertandingan sejak tahun 1958. Sebelumnya, pergantian pemain hanya bisa dilakukan jika ada pemain yang cedera sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan, bukan karena bagian dari taktik. Hal itu berlaku pada edisi 1958 hingga Inggris 1966. Itupun dibatasi hanya satu kali pergantian pemain. Di edisi 1970, pergantian pemain tanpa harus menunggu cedera alias menjadi bagian dari taktik mulai diizinkan meski tetap hanya terbatas satu pemain. Penambahan subtitusi menjadi dua pemain baru berlaku di Italia 1990.
Di edisi berikutnya, pergantian pemain mulai meningkat menjadi tiga pemain, namun dengan syarat satu diantaranya hanya dilakukan jika penjaga gawang menderita cedera. Hal ini menjadi pertimbangan karena intensitas pertandingan kian meningkat mulai di dekade 1990an. Sedangkan di Prancis 1998, pergantian pemain dilegalkan menjadi tiga pemain tanpa ada persyaratan tertentu layaknya di edisi sebelumnya.
Perubahan terakhir mengenai pergantian pemain terjadi di piala dunia 2018 dengan ketentuan 3+1, yaitu tiga pergantian di waktu normal dan satu lagi subtitusi di masa perpanjangan waktu. Ketetapan tersebut pertama kali diberlakukan di Piala Eropa 2016 lalu.
Fenomena Super Sub di Piala Dunia
Makin tingginya jumlah pergantian pemain di pertandingan pun memunculkan sebuah fenomena baru dalam sepakbola modern, yaitu munculnya para pemain super sub atau pemain pengganti spesialis yang mampu merubah hasil pertandingan atau setidaknya berpengaruh besar terhadap performa dan taktik tim.
Ada beberapa pemain dan sejumlah pergantian pemain yang membawa perubahan positif di pertandingan. Yang paling terkenal tentunya adalah striker senior Kamerun, Roger Milla di piala dunia 1990. Penyerang yang saat itu berusia 38 tahun mampu membantu mengangkat performa tim Singa Afrika yang mampu melaju hingga perempat final. Ia juga berkontribusi dengan empat gol plus satu umpan golnya sepanjang turnamen. Hebatnya, semuanya ia lakukan tanpa menjadi pemain mula sekalipun.
Selain Milla, ada beberapa nama lain seperti gelandang serang Rusia, Denys Cheryshev di 2018, Mario Goetze di 2014 dan penyerang Turki Ilhan Mansiz di 2002. Cheryshev yang menjadi salah satu bintang tuan rumah empat tahun lalu itu sejatinya tidak masuk line-up utama pelatih Sbornaya saat itu Stanislav Cherchesov. Ia menjadi pemain pengganti di laga pertama saat Alan Dzagoev cedera melawan Arab Saudi. Cheryshev membayar kepercayaan pelatihnya dengan tuntas dengan mencetak dua gol di laga tersebut. Ia bahkan menambah dua gol lagi sepanjang turnamen menjadikannya sebagai top skor timnas Rusia di piala dunia 2018.
Sementara, Mario Gotze dan Ilhan Mansiz menjadi pencetak gol tunggal kemenangan bagi negaranya masing-masing. Gotze melakukannya di final piala dunia 2014 ketika Jerman mengalahkan Argentina, sedangkan Mansiz menjadi bintang di perempatfinal piala dunia 2002 saat menyingkirkan Senegal. Hal yang sama pernah terjadi di babak-babak awal dimana Tim Cahill (2006) dan Marouaine Fellaini (2018) yang sama-sama membawa timnya mengalahkan Jepang.
Satu pergantian pemain yang paling fenomenal terjadi di piala dunia 2014 saat Belanda melakukan pergantian kiper menjelang adu penalti lawan Kosta Rika di perempatfinal. Tim Krul yang masuk menggantikan Jasper Cillesen menjadi bintang usai menggagalkan dua penalti pemain lawan.